Hal Ini yang Menentukan Penghasilan Gaji YouTuber

Fantastis dan sangat meggiurkan jika kita melihat penghasilan para YouTuber yang mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah tiap bulannya. Penghasilan seorang YouTuber sukses jauh melampaui standar gaji presiden RI saat ini.

penghasilan youtuber

Dalam tabel di bawah ini bisa dilihat perbandingan penghasilan lima YouTuber sukses dan YouTuber pemula yang tiada lain adalah penulis sendiri.

Nama ChannelPemilikSubscriberTayangan Sebulan TerakhirPenghasilan PerBulan
PewDiePieFelix Arvid (Swedia)108 juta197.475 juta, Turun 5.9%$48.4K - $775.1K
(Rp 688 juta - Rp 11 milyar)
Dude PerfectTyler Toney dkk. (AS)54,7 juta197.896 juta, Naik 38.0%$48.9K - $782.7K
(Rp 695 juta - Rp 11,1 milyar)
Atta HalilintarAtta Halilintar (Indonesia)26,1 juta8.431 juta, Turun 80.1%$1.8K - $28.7K
(Rp. 25,5 juta - Rp 407,9 juta)
Ricis OfficialRia Ricis (Indonesia)23,6 juta90.999 juta, Naik 18.7%$22.9K - $367.1K
(325,5 juta - 5,2 milyar)
Rans EntertaimentRafi Ahmad (Indonesia)18,9 juta123.511 juta, Turun 30.8%$32.3K - $516.6K
(Rp. 459,1 juta - Rp 7,3 milyar)
Pakar TutorialDodi Sukmanaga (Pemula)233 ribu568.928 ribu, Turun 33.7%$142 - $2.3K
(Rp 2 juta - Rp32,7 juta)
Data Sumber: SocialBlade.com (3 Januari 2021)

Jika kita simak data dari lima YouTuber di atas jelas tertera bahwa jumlah subscriber tidak menentukan besarnya penghasilan bagi seorang YouTuber. Namun, subscriber tentu sangat penting bagi seorang YouTuber, karena semakin besar jumlah subscriber maka akan semakin besar pula kemungkinan video yang baru diupload akan mendapat views yang banyak.

Jadi yang sangat menentukan besarnya jumlah penghasilan bagi seorang YouTuber adalah hal-hal berikut ini:

1. Jumlah Views

Jumlah tayangan video di YouTube sangat menentukan besar kecilnya penghasilan seorang YouTuber, namun tentu saja tayangan yang menghasilkan uang tersebut adalah tayangan yang dimonetisasi. Sebab, ada beberapa tayangan iklan dalam video kita yang tidak akan dimonetisasi, seperti tayangan pada akun Youtube kita sendiri, tayangan yang direkayasa menggunakan aplikasi, tayangan bot, dan lain-lain.

Hal yang mempengaruhi penghasilan youtuber

Dalam tabel di atas contohnya channel Atta Hallintar, pada tanggal 3 Januari 2021 pukul 15.00 WIB, jumlah views bulanan videonya mengalami penurunan drastis sampai 80,1% dari biasanya, maka penghasilan tertaksir pada tanggal yang sama juga turun drastis.

2. Lokasi Negara Penonton

CPM (Cost Per Mille) yaitu tarif bayaran tiap seribu tayang iklan. Harganya tiap negara berbeda-beda dan Indonesia termasuk negara yang memiliki CPM sangat rendah yaitu sekitar 0,85 US Dollar, sedangkan Amerika Serikat CPM saat ini sekitar 9,97 US dollar dan Malaysia saat ini CPM-nya sekitar 2, 06 US Dollar.

Jadi jika video kita misalnya ditonton di Amerika Serikat dengan tampilan iklan berbasis minat orang di negara tersebut, maka penghasilan dari video kita akan jauh lebih tinggi dari pada ditonton di Indonesia.

3. Nilai CPM

CPM (Cost Per Mille) pada setiap video dalam channel (YouTube) kita berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah iklan dalam video tersebut, lokasi negara, minat pengiklan terhadap video tersebut, ketersediaan iklan, dan lain-lain.

Jadi semakin besar nilai uang pada CPM maka kemungkinan akan semakin besar penghasilan dati video tersebut. Pada channel Pakar Tutorial sendiri nilai CPM pada video-video yang berdurasi panjang cenderung lebih tinggi dari pada video-video yang berdurasi pendek.

4. Nilai RPM

RPM (Revenue Per thousand impressions) yaitu pendapatan bersih dari sebuah video dari setiap 1.000 jumlah tontonan video. RPM berasal dari beragam sumber pendapatan termasuk: Iklan, Langganan Channel, pendapatan YouTube Premium, Super Chat, dan Super Stickers.

Rumus untuk menghitung RPM yaitu:

RPM = (Penghasilan Tertaksir / Jumlah Tampilan laman) * 1.000
Misalnya jika pendapatan tertaksir dari sebuah video sebesar Rp 2.000.000 dari 250.000 tayangan, maka RPM iklan video tersebut sama dengan (Rp 2.000.000 / 250.000) * 1.000, maka Nilai RPM video tersebut sama dengan Rp 8.000.

Nilai RPM pada setiap video selain berbeda-beda juga nilai RPM biasanya lebih rendah dari nilai CPM. 

5. Jumlah Iklan dalam Video

Dalam satu video yang sudah dimonetisasi akan muncul beberapa iklan tergantung pada durasi video tersebut. Jika video yang berdurasi di bawah 8 menit, iklan hanya akan muncul di awal dan di akhir video, sedangkan bagi video yang berdurasi lebih dari 8 menit, iklan akan muncul di awal, di tengah dan di akhir video.

Pada video yang berdurasi panjang misalnya 30 menit maka YouTuber bisa menyisipkan iklan dengan jeda setiap 4 menit sekali atau sesuai keinginannya. Jadi semakin panjang durasi video maka akan semakin banyak iklannya, semakin banyak iklannya maka pendapatan akan semakin tinggi.

6. Content Video

Content atau materi video juga sangat menentukan besar kecilnya penghasilan seorang YouTuber. Hal ini disebabkan karena sebagian dari para pengiklan sering memilih pada konten video apa saja iklan mereka ingin ditampilkan.

Video-video yang berbau SARA, porno, kekerasan, propokasi, kebencian, dan sejenisnya itu lebih banyak untuk tidak dipilih oleh para pengiklan. Jadi iklan yang muncul pada video-video tersebut sangat terbatas.

Di samping itu dengan munculnya peraturan baru YouTube yang menghentikan iklan berbasis minat pada video yang diperuntukkan bagi anak-anak, maka secara otomatis penghasilan dari video tersebut akan jauh lebih rendah dari pada video umum lainnya.

7. Sikap Penonton

Karakter penonton YouTube tentu sangat beragam baik di Indonesia maupun di dunia. Sebagian penonton YouTube di Indonesia (mungkin bukan anda) banyak yang tidak menghargai jerih payah seseorang (YouTuber). Ketika pada video yang tonton muncul video iklan biasanya langsung buru-buru klik "Lewati Iklan" atau klik tanda silang jika pada iklan banner.

Sikap penonton seperti itu bukan saja si YouTuber jadi semakin kecil penghasilannya dari video tersebut (bahkan bisa nihil), akan tetapi akan membuat CPM (Cost Per Mille) negara Indonesia semakin rendah. 

Sikap orang Indonesia sangat berbeda jauh dengan sikap penonton YouTube Australia misalnya, mereka sangat menghargai jerih payah para pembuat content YouTube, maka dari itu rata-rata dari mereka akan membiarkan dulu iklan tersebut berjalan. Hal inilah yang membuat CPM di negara Australia sangat tinggi.

Selain faktor-faktor di atas tentu masih ada yang memengaruhi besar-kecilnya penghasilan seorang YouTuber, seperti aplikasi Block Iklan, Superchat, Marcandise, pelanggan YouTube Peremium dan lain-lain walau pengaruhnya sangat kecil.

Semoga bermanfaat, Terimakasih sudah mampir ke blog Pakar Tutorial di www.bosstutorial.co